Sexy and Hot April 2017 ~ Hot News

Gosip Terpanas Akhir Pekan

Berita Terpopuler , Terupdate , Terkini , Terbaru , dan tentunya paling Teraktual ....

Sexy and Hot

Dari kalangan Nasional hingga go Internasional...

Sexy and Healthy

Kesehatan, Olahraga , Penampilan, dan tentunya Seksi plus Motivasi ialah bagian dari Hidup...

Model

Berita Panas dari Dalam Negeri Hingga Mendunia..

Akrab dan Romantis

Berita terpanas setiap harinya dan tentunya selalu greget di dunia panggung entertaiment... .

Minggu, 30 April 2017

Penjaga Minimarket yang Sexy


Beritapanas68.com - Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi. Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.

Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

“Keluarin uangnya!” perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

“Masa cuma segini?!” bentak si Gondrong.
“Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

“Cepat!” bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya. “Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.

“Beres! Ayo cabut!”
“Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.
“Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.
“Gue pengen liat bentar aja!”.

Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.
“Wow, oke banget!” si Gondrong berseru kagum.
“Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

“Jangan!” teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.
“Diem! Jangan berisik!” si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.

“Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.

“Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Gondrong.
“Kita musti cepet minggat dari sini!” Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.
“Hey, Roy! Tokonya kosong!”.
“Masa, cepetan ambil permen!”.
“Goblok lo, ambil bir tolol!”.

Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.
“sstt! Lo denger nggak?!”.
“Cepet kembaliin semua!”.
“Lari, lari! Kita ketauan!”.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.
“Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.
“Hei, liat nih! Ada kejutan!”

Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

“Gila! Cewek nih!”.
“Dia telanjang!”.
“Tu liat susunya! susu!”.
“Mana, mana gue pengen liat!”.
“Gue pengen pegang!”.
“Pasti alus tuh!”.
“Bawahnya kayak apa ya?!”.

Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.

“Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

“Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.
“Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

“Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

“Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy. Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.

Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks. Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.

“Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.
“Tolong saya!” ratap Desy.
“Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”

“Nama lu Desy kan?” tanya laki-laki tadi.
“Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy bingung dan takut.
“Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.
“Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.
“Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.

Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

“Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”
“Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.

Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.
“Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.
“Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”

Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.

“Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.
“Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.

Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.”
“Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Desy.
“Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.

Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

“Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”
“Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”

Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.

Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

“Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”
“Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.

“Jangan!” Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy. Cerita Dewasa

Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.

Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.

“Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi. (*)

Baca juga

Kisah sex ibu ibu
Pembantu yang Montok 
Mahasiswi Diperkosa Di Toilet Mall


Kamis, 27 April 2017

Cerita Dewasa18+

Mahasiswi Diperkosa Di Toilet Mall


Beritapanas68.com - Seorang Mahasiwi yang masih Virgin diperkosa preman Di toilet Mall, akibat tidak mau memberikan uang receh kepada preman yang meminta uang didalam metromini. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!

Pada hari siang itu seperti biasa udara di Jakarta sungguh panas sekali. Terlihat sebuah metromini kumuh angkutan antar kota khas kota jakarta yang masih menunggu para penumpangnya di depan sebuah gedung di daerah Jakarta utara. Terlihat sekali para penumpang yang sudah ada didalam metromini merasa bosan dan kesal kaerena kepanasan.

Namun harus bagaimana lagi, supir metromini yang mempunyai keluarga juga harus mencari penumpang lebih banyak agar cukup untuk menghidupi keluarganya dirumah. Tidak ada kata lain selain harus bersabar untuk para penumpang penumpang. Bebrapa waktu metrominipun dimasuki oleh seorang pria yang berpakain lumayan rapi yang nampaknya preman daerah situ.

Panggil saja namanya Arnold, dengan wajah memerah dan nafsasnya yang berbau minuman kerasa, mulailah dia beraksi untuk meminta sumbangan pada para penumpang,

“ Selamat siang bapak,ibu,mas,dan mbak, saya disini mau meminta sumbangan, saya tidak meminta uang lembaran, namun hanya meminta recehan saja, ” ucapnya dengan mulut yang berbau minuman.

Setealah berkata seperti itu, Arnold-pun segera mengambil sebuah plastic bekas bungkus permen lalu mulai berjalan menujuke para penumpang dari belakang untuk menadahkan kantong plastiknya agar para penumpang memeberi uang recehan kepadanya. Memang sih preman itu tidak memaksa, terbukti para penumpang sebagian ada yang memberi da nada juga yang tidak.

Sampai pada akhirnya dia sampai ke tempat duduk seorang mahasiswi yang sedak asik bermain dengan smartphoneya, nampaknya mahasiwi itu tidak sadar kalau Arnold sudah di depannya dan menadahkan tangan untuk meminta uang receh kepada mahasiwi itu,

“ Ehemmm… jangan maen handphone mulu, amal dong minta recehnya dong Mbak, !!!, ” ucapnya dengan nada santai sembari mencolek lengan mahasiswi itu.

Arnold mencolek mahasiwi itu agar dia menyadari bahwa dia meminta recehan pada pada mahasiwi itu,

“ Apaan sih nyolek-nyolek segala, nggak ada nggak ada, gue nggak ada receh , ” kata mahasiswi itu denganb juteknya.

Panggil saja nama mahasiswi itu sebut saja Resty. Resti yang merasa risi dengan preman itu kemudian diapun bergegas berdiri lalu pindah duduk ke bangku depan dekat supir metomini. Melihat sikap Resty yang seperti itu Arnold-pun kesal, matanya melotot dan dalam hatinya berkata,

“ Sialan gue dicuekin sama anak bau kencur, awas lo nanti,”.

Arnold yang befitu kesal saat dia sudah selesai memintarecehan kesemua penumpang dia tidak langsung turun dari metromini, Arnold saat itu tetap didalam metromini namun dia duduk dibangku belakang. Bebrapa saat metromini-pun berjalan, Arnold yang berada di bangku paling belakang terus mengawasi Resty yang ada didepan, hal itu tida disadari oleh Resty.

Metromini terus berjalan lagi, sampai pada akhirnya metrominipun berhenti didepan sebuah Mall untuk mencari penumpang lagi. Sebagian Penumpang-pun ada yang turun Di mall itu begitu pula Resty. Melihat Resty yang turun Ddi Mall itu, dari kejauhan dia membuntuti Resty tanpa sepengetahuan Resty.

Dia terus membuntuti Resty yang sedang berbelanja keluar-masuk beberapa outlet yang ada didalam Mall. Arnol terus memperhatikan membuntuti Resty dari kejauhan dengan rasa kesal dan penuh dendam. Sampai pada saatnya Resty-pun menuju kesebuah toilet yang letaknya berada dipojok gedung, dan kebetulan saat itu suasana toilet sedang sepi sekali.

Melihat hal itu Arnold-pun mengikuti resty ke Toilet sembari berkata,

“ Mampus Loe, bakal gue perkosa lu didalem toilet itu, ” ucapnya pelan sembari membuntuti Resty.

Nampaknya saat itu Resty tidak sadar sedari tadi terus dibuntuti oleh Arnold. Denganpenuh dendam Arnold-pun melihat sekeliling, apakah aman atau tidak. Setelah beberapasaat memeperhatikan, dia memastikan bahwa akanaman jika dia mencabuli Resty di toilet nanti. Sat itu resty-pun segera masuk kedalam Toilet, setelah memastikan Di toilet itu tidak ada penjaga Arnoldpun menyusul Resty.

Bisa dibayangkan para pembaca, toilet Mall pasti hanya ada satu pintu masuk dandidalamnya ada beberapa toilet. Sebelum masuk kedalam toilet Arnold meliha sebuah kursi yang ada didepan pintu masuk toilet. Melihat hal itu Arnold-pun membawa kursi itu masuk ke toilet dan menganjal pintu masuk dengan kursi dari dalam Toilet.

Dia melakukan hal itu dengan maksud agar tidak ada orang yang bisa masuk ketoilet selain mereka berdua. Arnold kemudian bersembunyi kedalam kamar toilet yang kosong sembari menunggu Resty selesai buang air kecil. Beberapa saat Arnold menunggu, tselang beberapa menit terdengar pintu toiet yang dimasuki resty terbuka,

“ Ceklek…., ” suara kancing pintu terbuka.

Mendengar hal itu arnol-pun mulai mengintip dia dari dalam toilet dengan memanjat closet duduk. Saat itu dia melihat Resty sudah keluar dan saaat itu dia melihat resty sedang merapikkan rok-nya di depan kaca yang dekat wastafel toilet,
“ Ini dia saatnya, mampus loe, bakal nangis darah loe hari ini, ” ucapnya dalam hati.

Melihat kesempatan itu, dengan cepatnya Arnold keluar dari kamar toiletnya lalu berlari ke arah Resty. Dari belakang dengan cepatnya Arnold mengalungkan tanganya keleher resty, lalu resty dibantin hingga jatuh kelantai toilet. Resty yang tidak mengetahui kehadiran Arnold saat itu dia sungguh shock dan kesakitan karena di terbanting kelantai toilet.

Saat itu Resty yang ketakutan mencoba berdiri, namun dengan gesitnya Arnold-pun memukul perut dan tengkuk Resty dengan kencangnya,

“ Bugggg… Bugggg…, ” suara pukulan Arnold.

“ Aow.. Aduh… sakit bang… ampun Bang…. Aow…, ” ucapnya kesakitan karena pukulan Arnold yang kuat itu.

“ Udah diem Loe, jangan banyak bacot, !!! awas kalau sampai loe teriak bakal gue bunuh loe disini, ” ucapnya mengancam Resty.

“ Iya Bang, Ampun Bang, maafin saya Bang… Saya bakal kasih uang berapapun asalkan Abang melepaslkan saya, ” ucapnya ketakutan sembari terduduk dilantai dan memegangi perutnya yang kesakitan.

“ Arggghhhh… udah diem loe, gue nggak butuh duit loe, ” ucapnya dengan nada kesal dan penuh dendam.

Bisa dibayangkan seorang wanita mungil, bertubuh sintal seperti Resty dipukul oleh Arnold yang tinggi dan badanya lumayan kekar, pasti dia tidak akan berkutik. Arnold yang sudah dibutakan dengan rasa dendam dia lalu menariknya keluar kearah toilet wanita dan masuk kearah ke Toilrt Pria. Setelah mereka berdua berada didalam toilet Pria Arnold-pun kembali mengganjal pintu.

Saat itu benar-benar sepi suasana toilet Mall itu, tanpa rasa Khawatir Arnold segera-pun meminta Resty untuk melepas seluruh pakaianya,

“ Sekarang Loe lepas pakaian loe, asal loe nurut gue nggak bakal bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.


Karena melihat suasana yang sepi itu Resty berfikir hari itu tidak akan ada yang menolongnya, dia sungguh ketakutan luar biasa. Dalam hatinya berkata, kalau aku tidak menurutinya pasti dia akan benar-benar membunuhku. Lalu,

“ Iya bang…Huwww… , ” ucapnnya dengan menangis ketakutan.

Dengan terpaksa saat itu dia-pun segera meletakan tasnya lalu segera melepas semua pakaianya, hingga dia hanya memakai BH dan celana dalam saja. Arnold namapnya tidak puas dengan Itu,

“ Woy itu BH sama Cd juga dilepas, ” ucapnya meminta agar Resty telanjang bulat.

Tanpa bisa melawan dan berkata apa-pun Resty-pun menuruti keinginan Arnold dengan terus menangis tersendu-sendu. Ditengah Resty sedang melepas BH dan celana dalamnya Arnold mengeledah tas Resty, tidak disangka ditas Resty ada semacam kain panjang berwarna hitam. Karena menemukan itu Arnold mempunyai ide untuk mengikat tangan Resty,

“ Krekkkkkkkkkkkk…, ” suara kain yang terobek menjadi 2 bagian.

“ Nah gitu dong kalau nurut kan enak, ” ucapnya kegirangan.

Resty saat itu hanya bisa diam dan menutupi payudara yang montok dan kewanitaannnya dengan kedua tanganya. Rasa kesal Arnold yang menggebu gebu tadi, seketika berubah menjadi hawa nafsu setelah melihat keindahan tubuh Resty,

“ Wah… montok banget yah buah dada Loe, enak tuh kalau dikenyot, hahahah… Apalagi memek loe itu, beuhhh pasti nikmat banget yah kalau gue masukin kontol gue ini, ” ucapnya girang penuh nafsu birahi.

“ Tolong bang jangan perkosa aku, aku masih perawan bang, hu…uuu…uu.., ” ucapnya memohon ampun sembari menangis.

“ Ah banyak bacot Loe, awas kalau loe sampai ngelawan, gue bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

Mendengar ancaman Arnold Resty-pun sudah tidak berani melawan ataypun berkata sepatah kata-pun kepada Arnold. Setealh itu Arnoldpun segera mengikat kedua tangan Resty dengan kain yang dirobeknya. Kedua tangan Resty dibentangkanya lalu diikatkan pada tempat kencing untuk laki-laki. Setelah diikat kedua tangnya, Arnold-pun segera membuka resleting celananya,

“ Sekarang loe hisap nih kontol Gue, inget jangan sampai kena gigi Loe, ” ucapnya sembari memegang kejantananya dan mengarahkan ke mulut Resty.

Resty yang hanya bisa pasrah sat itu hanya bisa menuruti saja. Posisi Resty saat itu berada disela tempat kencing pria semabri jongkok dan tangan terikat. Dengan penuh rasa ragu resty membuka lebar-leabr mulutnya. Melihat ,ulut Resty sudah Terbuka Arnold-pun segera memasukan kejantanan-nya kedalam Resty,

“ Hisap pelan-pelan kontol Gue yah, nanti lama-lama loe juga mahir sendiri, ” ucapnya sembari memajumudurkan penisnya didalam mulut Resty.

Dengan perlahan Resty-pun mulai mengkulum penis Arnold. Dikulumnya secara perlahan agar tidak terkena gigi-nya,

“ Oughhhh… nah gitu ngisepnya… jago juga ternyata Loe yah, Sssssshhh… Aghhhh…, ” ucap nikmat Arnold.

Saat itu Resty hanya bisa menagis saja sembari terus mengkulum penis Arnold. Arnold sering mendesah nikmat saat kejantananya dikulum oleh Resty. Melihat payudara Resty yang montok dan kencang Arnold-pun tidak mau menyia-nyiakanya. Dengan sedikit membungkuk dia mulai meremas remas payudara Resty,

“ Eughhh… Ssshhhhh…, ” desah resty tertahan karena mulutnya dipenuhi kontol Arnold.

Nampaknya Resty juga merasa nikmat dengan remasan Arnold pada payudaranya. Sembari terus memaju mundurkan penisnya didalam Mulut Resty Arnold terus meremas dan sesekali dia memelintir putting Resty,

“ Ughhhhh… Sssssshhhh… Eummm…, ” desah Resty sembari terus mengkulum penis Arnold.

“ Hha, namapaknya loe udah mulai nikmati permainan sex kita, bagus deh kalau gitu, ” ucapnya senang melihat Resty yang mulai menikmati permainan sex mereka.

Tubuh Resty mengelincang, dia mengerakan pinggangnya kekanan dan kekri sembari terus mengkulum. Merasakan rangsangan yang diberikan Arnold Resty-pun mulai menggila, tanpa harus dikomado lagi Resty mengkulum penis Arnold dengan lihaynya,

“ Oughhh… Ahhhh… enak banget kuluman loe, terus kulum kayak gtu… Aghhhh…, ” ucap Arnold puas dengan sepongan Resty yang mulai mahir.

Beberapa saat merekamelakukan hal seperti itu. Bosan dengan kulumn Resty Arnold-pun segera mencabut penisnya dari mulut resty. Kemudian dengan cepatnya dia berjongkok didepan Resty. Jadi posisi mereka saat itu jongkok dan berhadap-hadapan. Melihat Memek resty yang meerah merekah dengan seidikit bulu kewanitaan, Arnold-pun memainkan jarinya pada bibir vagina resty,

“ Oughhhh… Bang… Ssssshhhh… Eughhhh…, ” desah Resty.

Namkmpanya Resty mulai merasa nimat dengan perlakuan cabul Arnold, seakan dia lupa bahwa saat itu diasedang diperkosa. Arnold terus memainkan Vagina Resty, dia memainkan klitoris Resy hingga basah dengan lendir kawinya. Mengingat perkataan Resty katanya dia masih perawan, dia-pun mulai mencoba memasukan jarinya keliang vagina resty,

“ Sluppppp… Aowww…. Sakit bang… Shhhhhhhhh…, ” ucap Resty kesakitan.

“ Wah kamu benar-benar perawan yah, beruntung sekali aku dapet perawan seperti kamu…, ” ucapnya puas.

Setelah memasukan jarinya kedalam liang senggama Resty Arnold mencabut kenali jarinya. Dalm hatinya berkata, Rugi nih kalau keperawan cewek ini aku hilangkandengan jariku. Lalu Arnold-pun segera melepas ikatan tali Resty,

“ Sekarang kamu tiduran dilantai, tuh pakaian kamu buwat alas, ” ucap Arnold.

Tanpa menjawab Resty-pun mengikuti permintaan Arnold. Dia segera mengambil pakainya untuk alas dan segera merebahkan tubuhnya dilantai. Tanpa banyak berfikir Arnold yang sudah bernafsu kemudain segera membuka celana beserta celana dalamnya, lalu dia membuka lebar-lebar paha Resty kemudian memposisikan tubuhnya disela paha Resty.

Resty hanya menurut saja dengan kemauan Arnold, entah dia sudah mulai menikmati atau dia menuruti karena ketakutan. Dengan penuh birahi Arnold mulai mengesek-gesekan penis-nya pada bibir vagina Resty yang sudah basah dan dia juga menciumi leher sampai berkahir pada payudara Resty,

“ Oughhh…. Bang… Shhhhh… geli bang… Ahhhhh… Uhhhhh…, ” racau Resty nampak menikmati perlakuan cabul Arnold.

Arnold-pun terus menjilati hampir semua utubuh Resty. Mahasiwi mungil bertubuh pada itu meliak liukan tubuhnya karena kegelian dengan jilatan dan gesekan penis Arnold pada kewanitaanya. Memek Resty semakin basah saja dengan lendir kawinya, dan Arnoldpun semakin gila memberi rangsangan kepada Resty.

Melihat Resty yang sudah sangat terangsang, dan vagina-nya juga sudah penuh lendir kawin, maka saat itulah Arnold mulai mencoba membenamkan kejantanannya,

“ Sleppp…. AOwwwwww…….. sakitttttttttttt….. sakit bang…Eughhhh, ” jerit Resty pelan.

Saat itu yang masuk baru kepala penis Arnold saja,

“ Sempit sekali yah memek kamu, memek perawan memang tidak ada duanya, ” ucapnya semabri mencabut penisnya lagi.

Arnold mencoba mengeluarkan masukan penisnya dengan perlahan, terus menerus Arnold mencoba menjebol keperawanan Resty. Resty terus merintih kesakitan ditengah Arnold mencoba merenggut keperawanannya. Setelah beberapa kali mmencoba, dengan batang kejantanan yang kuat dan sudah ereksi maksimal Arnold menusukan penisnya,


“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…………. Eughhhhhhhhhhhh……. Sakit banggggg…. Aowwwwwwww….., ” jerit Resty pelan sembari tanganya mencengkram kuat-kuat lengan Arnold.

“ Oughhhh…. Akhirnya jebol juga keperawanan kamu, hahaha…, ” ucapnya puas sembari mendiamkan penisnya tertanam dalam-dalam di liang senggama Resty.

Sejenak Arnold mendiamkan kejantanannya tertanam dalam di vagina resty. Arnold sengaja memberi waktu sesaat kepada resty agar rasa sakitnya sedikit hilang. Setelah kira-kira 2 menit, Arnold-pun mulai mengenjot vagina Resty dengan perlahan. Pelan-pelna namun pasti,

“ Oughhh… Huhhhh… Sakit bang, pelan-pelan bang… Aghhh…, ” ucap resty kesakitan.

Arnold tidak berkata sepatah katapun, dia hanya terus memaju mudnurkan penis-nya di dalam liang senggama resty. Seiring keluar masuknya kejantanan Arnold, penisnya berlumur darah perawan bercampur dengan lendir kawin mereka. Arnold dengan konstan terus menggenjot Vagina Resty,

“ Oughhh… nikmat sekali memek kamu sayang… Aghhh…, ” ucapnya nikmat sembari terus menjajah memek resty dengan penisnya.

“ Eughhh.. Eummmm… pelan aja bang, memek aku nyeri rasanya… Oughhh…, ” desah resty masih merasa nyeri karena dia baru saja kehilangan keperawananya.

Sekitar 10 menit Arnold menggenjot denagn perlahan. Nampanya Resty sudah mulai tidak kesakitan lagi. Saat itu dia terus mendesah nikmat, bahkan dia menaik turunkan pinggangnya mengikuti irama tusukan penis Arnold pada vaginanya,

“ Gimana enak kan ??? udah nggk sakit lagikan… Oughhh…, ” ucap Arnold kepada resty.

Saat itu resty hanya mengangguk saja, itu tanda resty sudah tidak kesakitan. Arnold terus memaju mundurkan penisnya, ditengah hubungan sex mereka tiba-tiba saja tubuh Resty bergetar, pahanya dirapatkan dan himpitan vaginaya diperkuat,

“ Ahhhhhhhhhhhh…. Aku pipis bang…. Aghhhhh…, ” ucapnya sembari memejamkan mata dan kepalanya mendongak keatas.

“ Dasar cupu Loe, itu namanya loe orgasme, hahahaha…, ” ucapnya tertawa puas sembari terus menggenjot vagina Resty.

Melihat Resty yag sudah Orgasme, Arnold-pun semakin bernafsu saja. Memek resty semakin basah dengan lendir kawinya. Arnold yang saat itu teringat bahwa dia sedang memperkosa Resty di toilet Mall, dia meulai merasa cemas, dan tan pa buang waktu lalu dia mempercepat genjotan penisnya pada Vagina Resty.

Selang beberapa menit, Arnold-pun merasa dia akan segera klimaks. Makin dipercepat saja hentakan penisnya,

“ Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk…, ” suara hentakan penis Arnold pada vagina Resty.

Tidak lama kemudian tubuh Arnold mulai mengejang, genjotan penisnya dihentikan, lalu dibenamkanlah dalam-dalam kejantanan-nya didalam laiang senggama resty,

“ Ouhhhhhhhhhhhh…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. , ”

Akhirnya Arnold mendapatkan klimaksnya. Liang senggam resty terbanjiri dengan sperma Arnold yang kental dan banyak sekali. Beberapa saat Arnold mendiamkan kejantananya tertanam didalam vaguna Resty. Setelah menikmati sisa-sisa orgasmenya Arnold-pun segera mencabut penisnya dari dalam vagina resty,

“ Syurrrrrrr…. Syurrrrrrr…., ”

Termuntahkanlah sperma yang bercampur darah segar keperawanan Resty keluar dari kinag senggam resty yang merah merekah itu. Vagina resty saat itu terlihat merah sekali dengan berlumuran sperma dan darah keperawananya. Resty terkapar lemas dialntai toilet itu. Karena Arnold takut ada yang memergoki perbuatanya, maka dia segera bergegas memakai celananhya kembali.

Sebelum dia mengancingkan celananya dia sempat mengelap penisnya dengan tissue yang ada di toilet itu. Setalah merasa dia sudah rapi, kemudian dia-pun mengintip suasan didepan pintu toilet. Setelah memastikan aman dengan cepatnya dia-pun kabur dan membiarkan Resty terkapar lemas di dalam toilet Pria di Mall itu.

Sungguh nasib yang sial bagi Resty pada hari itu. Resty yang sejenak menghela nafas karena lemas setelah diperkosa, kemudian dia-pun segera merapikan diri. Dengan rasa perih pada vaginanya karena diperawani dia-pun keluar dari toilet Pria itu untuk segera pulang kerumahnhya. Benar-benar malang Mahasiwi mungil bertubuh sintal itu.

setelah kejadian itu resty dan keluarganya sempat melapor pada pihak yang berwajib , namun percuma saja melapor karena Arnold sudah tidak mangkal lagi ditempat biasanya. Semenjak kejadian itu Resty mepunyai trauma pada setiap preman. Dia selalu memberi uang pada pengamen maupun preman yang ada di metromini tanpa diminta sekalipun. Sekian (*)

Baca juga

* Nafsu Adik Iparku
* Kisah sex ibu ibu
* Lebih Pede Mana? Rambut Digerai atau Diikat, Girls?


Cerita Dewasa18+

Nafsu Adik Iparku


Beritapanas68.com - Kisah ini terjadi pada seorang laki laki yang sudah mempunyai istri, dimana istrinya itu sudah cukup untuk bisa memuaskan di atas ranjang, andra seorang laki laki yang umurnya sudah berkepala 3, tak menyangka bahwa andra memiliki naluri rasa nafsu dengan adik dari istrinya namanya Rizka, dia juga sudah berkeluarga dengan sumainya yang tinggalnya di depan rumahnya berserta anak anaknya.

Rizka dari bentuknya hampir sama dengan istrinya Andra berkulit putih dan seksi, sewaktu pacaran dengan istri andra perasaan kepada rizka belum ada tapi akhir akhir ini andra merasakan gejolak gejolak nafsu dimana sewaktu kalau berhubungan dengan istrinya sering membayangkan dengan rizka, dalam pikirnya tidak beda jauh dengan kakaknya.

Hari weekend andra sudah berencana untuk mager mager di atas kasur karena memang pekerjaan yang minggu kemarin sudah membuat dia pusing jadi dia berencana untuk malas malassan , tiba tiba istrinya membangunkan dia dengan alasan udah ada janji untuk menghadiri resepsi pernikahan yang jaraknya tidak jauh juga dari rumahnya “ehh pah bangun to, kita kan sudah janji untuk datang ke sana??

“ayo dong pah…kan kita sudah janji nih…” rengek istrinya.

“ihh mah aku kan mau malas malasan dan kepalaku pusing banget nih, rengek dia dengan alasan agar tak mau menyetir??

“ahh papah selalu begitu kalau di ajakin”

Saat Andra mau mengeluarkan kata kata lagi, suar telpon rumah berbunyi dan istrinya menuju ke ruang tengah sambil berkata, “pokoknya nanti kalau sudah ku angkat telponnya papah harus sudah di kamar mandi”

“iya iya bawel nih”

“eh pah pah,seru panggil dari istrinya”

“ini juga sudah mandi mah, saat air yang sedingin ini menyentuh tubh andra matanya langsung melek”

“pah gak usah mandi saja, nerusin bobonya lagi, aku dan anak anak dengan ibuku sudah menyater bus”

“hmmm ya udah deh mah, aku tak balik lagi ke ranjang, dan kembali di bawah selimut tebal,
Dan tak lama kemudian ada suara bel rumah yang bunyi lagi lagi andra terbangun dia menuju ke pintu rumah memastikan siapa yang datang, saat membuka pintu rupanya Moko suami dari rizka, dia bersama anaknya ke rumahku, “bang ini aku mau nitip kunci rumah, aku mau pergi ke neneknya, karena rizka juga belum pulang dari lari lari paginya aku mau berangkat dahulu, nanti rizka biar menyusul pakai taxi, makasih ya bang, ucap Moko.

Karena sudah terbangun lagi dia tidak untuk tidur lagi dan menyalakan TV, tapi malah TV kabelnya juga habis di suruh untuk menyelesaikan pembayarannya andrau, ahh sialll, dengan untuk mecari gantinya dia ingin bermalas malasan di rumah adik iparnya sembari menghabiskan beer punya moko di kolkas, ide yang brilliant, kemudian dia sampai dan sudah berada di tengah ruang tamu rizka, di lihat lihat di sekitar melihat foto foto rizka dengan suaminya di lanjut dengan menuju ke kolkas untuk mengambil beer dan meneguknya, kembali lagi dia ke ruang tengah dengan kepala sedikit pusing akibat menenggak minuman beralkohol memandangi tubuh Rizka di foto foto dengan kulit yang putih dan bisa membayangkan gimana harus bisa menikmati tubuhnya juga.

Dia semakin menjadi dengan memasuki kamar rizka yang gak terkunci, andra merebahkan tubuhnya di ranjang dimana tempat ini adalah tempat dia bercinta dengan suaminya membayangkan tubuh dia sedang telanjang semakin membayangkan dia semakin terangsang di lanjut dengan membuka lemari dan menemukan celana dalam yang belum tercuci di hirup aroma tubuh rizka hmmmm.

Di hirup hirup celana dalamnya dan di jilatinya tepat di bagian tengahnya dimana memeknya yang bersentuhan dengan celana dalamnya, kontol andra semakin menegang di copot celananya dan di keluarkan kontolnya sambil di usap usapkan celana dalam rizka ke kontol andra ,berfantasi sampai cairan kontolnya keluar dan di usap usapkan.

Rasanya dia ingin masturbasi di celana dalamnya tapi dia menghentikannya dan kembali lagi ke ruang tengah karena terdengar ada suara pagar yang terbuka, tak lama rizka datang dan menyapa dia, “maaf ka, aku masuk kedalam soalnya aku di titipin sama suamimu kunci, dan mau menonton TV soalnya tv di rumah sedang perbaikan, “ohh gitu ya bang, ya dah gak papa bang , sambil nemenin aku bentar ya , aku mau beres beres dan mandi terus lanjut ke rumahnya ibunya mas Moko, kata rizka.

Wajah andra menatap tubuh rizka dengan senyuman, dia mengagumi bentuk tubuhnya saat berkenalan dengan kakaknya dengan keringat serta pakain olahraga yang ketat membuat andra semakin tak terkendali ukuran dadanya yang begitu menonjol juga menambah andra semakin terobsesi untuk menikmati tubuhnya.saat rizka berjalan di hadapannya dihirup aroma tubuhnya yang berkeringat segar.

Dia mengikuti kemana rizka pergi kebelakang rumahnya, “gimana gimana yaaa aku bisa menyentuh tubuh rizka ini” saat rizka sedang beres beres di atas lemari dilihat rizka sangat bingung untuk menjangkau peralatan di lemari, “bang bang minta tolong dong ambilkan kursi “
“gak usah riz, kelamaan sini aku bantu, di peluk tubuh rizka dan diangkat tangan andra menyentuh pantat rizka dan menghadap perutnya , aromanya sangat melekat sekali, hmmmmm.
“kok di gendong sih bang” “udah lah cepetan kamu ambil udah berat nih” saat tangan rizka meraih barang barang kepala andra menyentuh bagian bawah payudaranya , dia sangat menikmati kegiatan ini mulut andra begeser ke kanan kiri, “ahhh bang jangan gerak gerak , geli tau bang”

“cepetan riz, ucapnya walau dia berharap jangan cepat cepat selesainya” dengan posisi kepala andra menyentuh perutnya dan kepalanya menyentuh payudaranya, rasanya sudah seperti menyetubuhi adik iparnya. kaos putih itu ikut tertarik dan kulit putih bersih itu bersentuhan dengan bibir Andra,

“Ooh Tuhan kutarik , keluhanku hari ini” desis Andra dalam hati,Dijilatnya sedikit perut itu seakan itu tidak sengaja, Andra merasa penisnya sudah sangat mengeras, ia terhanyut oleh khayalannya sendiri, otaknya tak sanggup menalar norma,nafasnya kian memburu, lalu dilepaskan pegangan tangannya , dan seketika tubuh Rizka meluncur kebawah,”Aaw , gimana sih bang, kok dilepas” seru Rizka kaget, wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Andra,

“Riz dengar, aku mau bicara , beri aku 5 menit untuk bicara jujur.. bila kamu ga suka, kamu hanya perlu bilang dan aku pulang, ok?” kata Andra dengan terbata2.Rizka mengangguk bingung dan Andra langsung menyambung ” aku sangat suka ke kamu sejak kamu remaja, sejak aku kenal kamu , aku suka kamu sekarang dan kapanpun, aku mencintaimu,aku ingin hatimu.
Terserah kamu mau bilang apa… yang jelas aku bisa mengatakan ini langsung ke kamu sudah cukup bagiku,… aku ga mau kamu berubah sikap ke aku setelah ini… tapi aku hanya ingin kalau kamu tau ,kalau aku cinta kamu” Andra mengatakan dengan sungguh2 ,

Bahkan ia heran dengan dirinya bisa mengatakan hal jujur ini ke adik iparnya,”Boleh aku lanjutkan Riz?” kata Andra sambil menyentuh wajah adik iparnya,Rizka memundurkan wajahnya sedikit, mencoba mencerna omongan Andra tadi, tak pernah terpikirkan hal seperti ini akan terjadi.

“Boleh aku lanjutkan Riz” ulang Andra, kemudian Rizka mengangguk pelan ,”Dari semua yang ingin kulakukan , tidak ada yang bisa melebihi ini..” Andra kemudian memeluk Rizka pelan, Rizka berundur kebelakang sedikit namun tertahan tembok,

Lalu Andra mengendurkan pelukannya dan ia mengecup pipi adik iparnya itu, Rizka menutup matanya ketika Andra melakukan itu, sedikit kecemasan mulai menyelimutinya,Andra kemudian menarik bibirnya dari pipi adik iparnya dan memandang Mata Rizka,

“ini saatnya Andra ..Ayo !!” bisikan entah darimana berdesir di kupingnya.Kemudian Andra menyentuhkan bibirnya ke bibir sensual adik iparnya itu,

“Ya Tuhan , aku melakukannya” kata Andra dalam hati, tidak ada reaksi dari Rizka, lalu Andra mulai menghisap bibir bawah adik iparnya pelan, Rizka merasa sangat bingung dan penasaran , apa yang terjadi dengan kakak iparnya ini,

“Hhmmp sudah Bang” kata Rizka pelan, tetapi justru ketika ia membuka bibirnya , lidah Andra menerobos masuk , menari-nari di permukaan lidahnya, mengusik ujung lidahnya, selang 2 detik iapun membalas lidah itu,Begitu Lidah Rizka keluar dari mulutnya ,

Andra seketka menghisap lidah Rizka pelan dan teratur, Rizka mulai merasa dirinya lemas, semua yang ada di otaknya mulai tertutup sesuatu,.Andra menyandarkan Rizka ditembok, lalu dengan pelan ia terus menjilati dan menyedot lidah Rizka,

“OOH Rizka , kau milikuu” pikir Andra liar, Tangan Andra mulai meraba perut Rizka , disibakkannya kaos putih basah itu keatas, di raba pelan gundukan payudara kencang itu,Kemudian Andra menekan pelan bahu Rizka sampai adik iparnya itu terduduk dilantai , dengan terus menciumi bibir Rizka ,

Andra membaringkan Rizka di lantai belakang rumah itu, kemudian ia melepas kaos Rizka keatas, Rizka menggigil sewaktu Andra melakukan hal itu , ia berbisik pelan sewaktu Andra menciumi leher putihnya.

“Jangan bang Andra, sudah…”Lidah andra menjelajahi leher Rizka, kemudian giliran telinga Rizka , lubang bagian dalampun tak luput dari jilatannya,

” Adik iparku sayang, kutunjukkan betapa aku mencintaimu, betapa aku menginginkanmu” bathin Andra..Lidah Andra merayapi leher kemudian ketiak Rizka, seketika adik iparnya itu menggelinjang geli,

“ouugh ” desis Rizka, nafasnya mulai memburu,

“Ooh Rizka, aku ingin menghirup semua bau tubuhmu” bisiknya ketelinga Rizka, lalu Rizka mengangguk pelan,seketika itu Andra melepas Bra Rizka , sewaktu Andra melakukan itu, hatinya berdebar,berpacu dengan keringatnya yang menetes deras, dibelainya Paha Rizka sambil mengusap pelan dari luar Vagina Rizka, dihentikannya sejenak kegiatan itu,

“Ya Tuhan , Rizka cantik sekali dan sekarang kamu miliku …” bathin Andra..Rizka tanpa bra jauh lebih membangkitkan kelelakian Andra, payudaranya yang indah itu menyembul begitu Bra terlepaskan, Andra langsung menjilati putting payudara itu bergantian kiri dan kanan ,


Tangan Rizka meraba punggung Andra pelan, lalu Andra memegang tangan itu dan mengarahkan ke penisnya.Andra begitu leluasa, sejenak pikirannya melintas, “Kunodai kamu Rizka, kunodai setiap senti tubuhmu , lihat saja..

“Kemudian Andra mulai menjilati perut Rizka , sembari tangannya mengelus payudara Rizka, Lalu ia berdiri dan menanggalkan kaosnya sendiri, Rizka yang terbuai dengan jilatan Andra mulai meremas penis Andra dari Luar,

Tak sabar Andra melolosi celana pendek Rizka, celana dalam hitam itu sangat sempurna di kulit perut dan pahanya yang putih, dengan rakus Andra menggigit dan menjilati vagina Rizka dari luar, kemudian ia segera membuka sedikit celana dalam itu dan lidahnya menyeruak masuk kedalam vagina Rizka,

“OOooh inilah aroma yang kuimpi2kan…ini aroma yang membuatku selalu membayangkan..inilah rasa vagina Rizka , inilah rasa tubuh Rizka “Pinggul Rizka terangkat seirama lidah dan bibir Andra menjilat dan menghisap klitorisnya ,Mata Rizka menatap kepala Andra yang sedang bergerak-gerak liar di selangkangannya dengan sayu.

“Ya Tuhan , apa yang aku lakukan? aku tidak mau ,Tuhaan,aku tidak mauuu” jerit Rizka dalam hati, namun suara yang keluar adalah “Ooouuuh aaa uuuuh isshhi isssh issh” desis itu membuat Andra bersemangat,Lalu setelah puas menjilati seluruh paha betis dan kaki Rizka , ia pun menanggalkan celananya, dan menatap tubuh adik ipar dibawah kakinya.

“Kamu harus membayar hutangmu yang membuatku menunggu selama ini Riz, kamu harus kunodai seluruh tubuhmu” bathin Andra sambil mengarahkan penisnya ke mulut Rizka,Rizka menggeleng sewaktu Andra menyentuhkan penisnya yang telah basah ujungnya ke bibirnya, namun Andra menekan kepalanya kearah dalam kemudian dengan menutup mata, Rizka mulai mengulum penis Andra yang mengeras itu,Andra benar2 terangsang melihat bibir Rizka mengulum penisnya ,

hatinya bagaikan dipenuhi oleh cinta, Mata Rizka yang indah itu menutup menambah sensasinya sewaktu mengulum penisnya,”Ya hisap terus Riz, hisap Rizka ! hisaplah kontolku yang kotor ini dengan bibirmu yang indah itu, ku kotori seluruh rongga mulutmu, seluruh lidah dan gigimu akan kusentuh dan kunodai dengan kontolku,

” pekik Andra dalam hati , ketika Rizka mulai menghisap penisnya, Andra merasa cairan bening didalam saluran kencingnya sudah masuk ke mulut Rizka, lidah Rizka yang bermain dikepala penisnya membuat penis Andra sangat mengeras ia bahkan sewaktu tak pernah membayangkan Rizka sejauh ini, begitu lidah dan bibir Rizka menjilati buah zakar Andra , barulah andra tersadar… hatinya sangat puas,

“bibirmu sudah ternoda sayang” bathin Andra..”Sudah cukup, sekarang aku mau menodai tubuhmu ” desis Andra dalam hati sambil melepaskan penisnya dari mulut Rizka,Lalu direntangkan paha Rizka.Rizka merasa inilah saatnya harus stop, matanya terpejam mencoba berpikir, akal sehatnya harus kembali ,

dia tidak boleh meneruskan hal ini, dia tidak menghendakinya, Rizka berpikir bagaimana bila ia berguling kesamping dan “ouuh..ouuuhh Ba-aang”Penis Andra ternyata lebih cepat daripada otak Rizka , penis Andra telah memasuki dirinya “ja-ngaan bang” bisik Rizka tak berdaya,Andra merasa kehangatan menyelimuti tubuhnya ketika ia memasukan semua penisnya kedalam vagina Rizka, seperti ada selimut kasat mata di punggungnya,

Hatinya merasa sangat bahagia melihat Rizka, adik iparnya yang selama ini di impikannya menyatu dengan tubuhnya, betapa bahagia melihat penisnya keluar masuk ke vagina Rizka,

”Rizkaa, tidak suka? Panggil aku Andra saja jangan abang bila kamu ingin semua cepat berakhir” kata andra parauRizka membuka matanya dan melihat lelaki yang dia hormati selama ini sedang terengah engah diatas tubuhnya.

” i—iya Andra ..berhenti Duul” kata Rizka lirih sambil menutup mata,Andra semakin terangsang ketika Rizka memanggil namanya, ia merasa seperti kekasih pada Rizka, di percepatnya gerakan pinggulnya,”aahhs iihhs iisss issss issss” erang Rizka ia membuka kembali matanya , dan mendapati dirinya sedang terayun-ayun , ada sedikit gelombang kecil diperutnya, awal dari orgasme ! “aahh ahhh aaaah ” desisnya seirama dengan hentakan penis Andra didalam liang vaginanya,Andra sangat terpesona dengan wajah adik iparnya itu,

Sangat seksi,kemudian ia jadi lepas kendali, “Rizkaaa, saayaangg…enaknya vaginamuuu, enaknya tubuhmu Maay..oohh ..kontolku enak Riz? Kontolku apa rasanya???

” cerocos Andra, “apa Riz? Kontolku apa maaayyy???”Rizka merasa gelombang runtun itu menyebar dari vaginanya ke otot perutnya..dan otot2 kaki2nya..melewati syaraf punggungnya dan mulai menyerang kepalanya… pandangannya mengabur, nafasnya terasa pendek2 “enaak Duuull enaakk..kontolmu enaaakk” gelombang orgasme menerpa tubuhnya, wajahnya terasa tertiup hawa panas..

Demi mendengar suara Rizka berkata begitu Andra tidak dapat menahan lebih lama lagi , dipercepatnya gerakan pinggulnya dengan kasar, “ooouuh Rizka…vaginamuuuuu milikuuuu” croooooott croooottttttt beberapa kali andra menumpahkan spermanya ke dalam vagina Rizka , setiap semprotan dari penisnya selalu dibarengi oleh pikiran.

“kunodai Rizkaaa…kunodai adik iparkuuu”Kaki Rizka terlipat kaku di pinggang Andra sewaktu orgasme terakhir menerpanya dan Andra menanamkan penisnya dalam2…”Rizka terimalah spermakuuu…. kubasahi seluruh liangmuu ..sampailah spermaku ke rahim mu maayy” bathinnyaKetika nafas keduanya mulai teratur,

Andra melihat Rizka tersenyum sayu, mata indah itu membuat penisnya sedikit bergetar kembali,”Cukup” pikirnya ,”tubuhmu sudah ternodai, sudah kukotori “Andra bangkit dan memakai celana pendeknya ,

sambil berbisik ke Rizka “sebentar Riz , jangan berpakaian andrau, aku harus kerumah untuk mengunci pintu nanti aku kembali”Rizka mengangguk lemah sambil tersenyum,Kemudian Andra segera melesat keruang makan, menyambar 2 kaleng bir dari kulkas,

dan setengah berlari kerumahnya,Didepan rumahnya sendiri ia membuka sekaleng bir, menenggaknya sekaligus dan melirik keatas sambil mengacungkan jempol ..” Tuhan .. you are the best ” sambil tersenyum bahagia. (*)

Baca juga  

Di Rumahku Sendiri
Pembantu yang Montok 
Malam Pertama Pengantin Baru


Feed

Lebih Pede Mana? Rambut Digerai atau Diikat, Girls?


Beritapanas68.com - Gaya rambut setiap cewek memang berbeda-beda, banyak cewek yang memiliki rambut panjang, dengan begitu mereka bisa melakukan banyak kreasi, dengan cara menggerai, menguncir, kepang, cepol, atau ditambahkan aksesoris lainnya sebagai penunjang penampilan.

Nah, bukan hanya rambut panjang, bangyak juga kok cewek zaman sekarang lebih suka terlihat simpel dengan rambut pendek. Rambut yang nggak perlu diikat atau ribet dibentuk-bentuk. Nggak gampang gerah, karena rambut pendek kepala jadi ringan banget. Ya jelas lah, beban rambut jadi semakin berkurang.


Beda pribadi, beda juga cara cewek menentukan gaya rambutnya. Hmm, yang jadi survey kali ini, para cewek lebih pede mana sih? Rambut digerai atau diikat? Keduanya memang menjadi pilihan gaya rambut andalan setiap cewek. Sebab, ketika bosan digerai atau merasa gerah, ya pasti kamu memilih untuk mengikat rambut, beda juga sebaliknya, kalau bosan dikuncir, ya pasti kamu memilih menggerai rambutmu.

Kamu tahu nggak sih? Rambut yang digerai itu bisa membuat kamu terlihat seksi lho, apalagi ketika sedang terbawa angin, rambut panjang yang tergerai akan membuat kamu terlihat memesona. Raut wajah kamu pun juga terlihat lebih dewasa dengan rambut panjang yang tergerai.


Beda halnya nih dengan cewek yang suka mengikat rambutnya. Cewek yang suka mengikat rambutnya terlihat lebih simpel dan supel. Cewek satu ini merupakan cewek yang nggak mau ribet dengan rambut tergerai. Lagi pula, banyak lelaki yang suka dengan cewek yang diikat rambutnya, katanya sih terlihat lebih seksi dengan leher yang terpampang jelas.

Nah, bagaimana nih untuk para cewek-cewek, kamu lebih suka dan lebih pede rambut digerai atau diikat?


Baca juga

* Pembantu yang Montok 
* Malam Pertama Pengantin Baru
* Tidak Enak Suami Berbagi Hati dan Cinta dengan Wanita Lain


Celeb

Tulus Rilis Single Baru Tentang Semangat Hidup, 'Manusia Kuat'


Beritapanas68.com - Tentu tidak mudah bagi Tulus untuk mempertahankan konsistensinya di dunia musik. Namun semangat untuk terus berkarya dan berbagai sejumlah ide maupun cerita dalam bermusik pada banyak orang jadi salah satu alasan kenapa Tulus tetap bertahan untuk terus melangkah sebagai penyanyi.

Semangat ini pun berkembang menjadi lebih luas dan akhirnya tertuang dalam sebuah single yang berjudul Manusia Kuat. Masuk dalam jajaran tracklist album MONOKROM, lagu ini menjadi seruan untuk pantang menyerah, semangat hidup, juga jiwa, yang merupakan kekuatan terbesar manusia dalam raganya.


Melalui single Manusia Kuat, Tulus ingin menyampaikan meski raga telah lumpuh, namun tidak ada satu pun yang bisa menyentuh atau bahkan menghentikan langkah sebuah jiwa seorang manusia. Untuk itu, Tulus pun menggaet Ari Renaldi untuk duduk sebagai produser musiknya.

Melibatkan 50 musikus dalam proses pembuatannya, lagu yang direkam di Indonesia dan salah satu studio besar di Republik Ceko ini kemudian diterjemahkan kembali dalam audio-visual. Didukung penuh Wardah, Earth, Love, Life, Tulus meretas MV Manusia Kuat yang dirilis di bawah naungan TulusCompany.

Untuk itu Tulus juga kembali mengajak Embara Films untuk berkolaborasi bersama kelompok seniman teater boneka asal Yogyakarta, Papermoon Puppet Theatre. Yang menarik, mereka memilih sosok anak sebagai lambang dari kebebasan, harapan, dan masa depan.

Saat ini MV untuk single Manusia Kuat sudah bisa dinikmati melalui channel YouTube musiktulus. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Tulus dan karyanya dalam bermusik, kalian bisa mengunjungi halaman ini.(*)


Baca juga

* Ini Sikap Nagita Slavina ke Raffi Yang Bikin Kartika Putri Baper
* Kisah sex ibu ibu
* Di Rumahku Sendiri


Selasa, 25 April 2017

Sensasi

Ini Sikap Nagita Slavina ke Raffi Yang Bikin Kartika Putri Baper


Beritapanas68.com - Berada di satu manajemen yang sama membuat Kartika Putri dan Nagita Slavina begitu akrab. Kedekatan tersebut bikin keduanya kerap berbagi cerita baik senang maupun sedih.

Di mata Kartika, sosok wanita yang akrab disapa Gigi ini diam-diam berhasil menginspirasinya. Salah satu sikap yang membuat Kartika baper alias terbawa perasaan adalah bagaimana sahabatnya tersebut menjalani kodrat sebagai istri yang baik.

"Pernah kita kerja bareng terus dia buru-buru pengin pulang. Saya tanya kenapa, dia bilang: 'Iya, soalnya bentar lagi Raffi sampai rumah. Sebisa mungkin aku harus di rumah dulu sebelum Raffi datang'. Di situ buat aku inspiring banget dan berpikir, 'Oh iya ya, perempuan itu punya kodrat sendiri yang nggak bisa dibantah'," kenang Kartika ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (25/4).


Tak cukup sampai di sana saja, melihat rumah tangga Gigi dibombardir isu perselingkuhan namun wanita itu tetap tegar membuat Kartika memetik pesan positif. Yakni sebagai istri harus percaya pada suaminya dan bersikap bagaimana seorang ibu sekaligus wanita karir seharusnya.

"Yang saya lihat dari Mbak Gigi itu hidup harus sabar, legowo, percaya sama pasangan. Jangan sampai sebagai ibu fokus ke kanan kiri sampai lupa dia harus apa. Yang saya lihat dari dia itu fokus ke keluarganya aja," tambahnya.

Sikap fokus pada keluarga ini yang membuat Gigi begitu santai menghadapi pemberitaan terkait suaminya. "Mbak Gigi-nya aja santai, kenapa kita pusingin? Dia sering curhat banget. Cuma kita curhatnya nggak ada drama, nggak seperti yang orang-orang pikirin. Curhat layaknya dua wanita dewasa dan relax aja," pungkas wanita yang sedang merintis bisnis e-commerce ini.(*)

Baca juga

* Kisah sex ibu ibu
* Di Rumahku Sendiri
* Memperkosa Istri Binal Bos Besar


Cerita Dewasa18+

Kisah sex ibu ibu


Beritapanas68.com - Sebenarnya saya malu untuk menuliskan cerita ini, tetapi karena sudah banyak yang menggunakan media ini untuk menuliskan cerita-cerita tentang seks walaupun saya sendiri tidak yakin apakah itu semuanya fakta atau fiksi belaka. Memang cerita yang saya tulis ini cukup memalukan tetapi di samping itu ada kejadian yang lucu dan memang sama sekali belum pernah saya alami.

Awal mula dari cerita ini adalah ketika saya baru saja tinggal di sebuah daerah perumahan yang relatif baru di daerah pinggiran kota-maaf, nama daerah tersebut tidak saya sebutkan mengingat untuk menjaga nama baik dan harga diri keluarga terutama suami dan kedua anak saya. Saya tinggal di situ baru sekitar 6 bulanan.

Karena daerah perumahan tersebut masih baru maka jumlah keluarga yang menempati rumah di situ masih relatif sedikit tetapi khusus untuk blok daerah rumah saya sudah lumayan banyak dan ramai. Rata-rata keluarga kecil seperti keluarga saya juga yaitu yang sudah masuk generasi Keluarga Berencana, rata-rata hanya mempunyai dua anak tetapi ada juga yang hanya satu anak saja.

Sudah seperti biasanya bila kita menempati daerah perumahan baru, saya dengan sengaja berusaha untuk banyak bergaul dengan para tetangga bahkan juga dengan tetangga-tetangga di blok yang lain. Dari hasil bergaul tersebut timbul kesepakatan di antara ibu-ibu di blok daerah rumahku untuk mengadakan arisan sekali dalam sebulan dan diadakan bergiliran di setiap rumah pesertanya.

Suatu ketika sedang berlangsung acara arisan tersebut di sebuah rumah yang berada di deretan depan rumahku, pemilik rumah tersebut biasa dipanggil Bu Soni (bukan nama sebenarnya) dan sudah lebih dulu satu tahun tinggal di daerah perumahan ini daripada saya. Bu Soni bisa dibilang ramah, banyak ngomongnya dan senang bercanda dan sampai saat tulisan ini aku buat dia baru mempunyai satu anak, perempuan, berusia 8 tahun walaupun usia rumah tangganya sudah 10 tahun sedangkan aku sudah 30 tahun. Aku menikah ketika masih berusia 22 tahun. Suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta dan kehidupannya juga bisa dibilang kecukupan.

Setelah acara arisan selesai saya masih tetap asyik ngobrol dengan Bu Soni karena tertarik dengan keramahan dan banyak omongnya itu sekalipun ibu-ibu yang lain sudah pulang semua. Dia kemudian bertanya tentang keluargaku, “Jeng Mar. Putra-putranya itu sudah umur berapa, sih, kok sudah dewasa-dewasa, ya?” (Jeng Mar adalah nama panggilanku tetapi bukan sebenarnya) tanya Bu Soni kepadaku.

“Kalau yang pertama 18 tahun dan yang paling ragil itu 14 tahun. Cuma yaitu Bu, nakalnya wah, wah, waa.. Aah benar-benar, deh. Saya, tuh, suka capek marahinnya.”
“Lho, ya, namanya juga anak laki-laki. Ya, biasalah, Jeng.”
“Lebih nikmat situ, ya. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Nggak bengal.”
“Ah, siapa bilang Jeng Mar. Sama kok. Cuma yaitu, saya dari dulu, ya, cuma satu saja. Sebetulnya saya ingin punya satu lagi, deh. Ya, seperti situ.”
“Lho, mbok ya bilang saja sama suaminya. ee.. siapa tahu ada rejeki, si putri tunggalnya itu bisa punya adik. Situ juga sama suaminya kan masih sama-sama muda.”

“Ya, itulah Jeng. Papanya itu lho, suka susah. Dulu, ya, waktu kami mau mulai berumah tangga sepakat untuk punya dua saja. Ya, itung-itung mengikuti program pemerintah, toh, Jeng. Tapi nggak tahu lah papanya tuh. Kayaknya sekarang malah tambah asik saja sama kerjaannya. Terlalu sering capek.”

“O, itu toh. Ya, mbok diberi tahu saja kalau sewaktu-waktu punya perhatian sama keluarga. ‘Kan yang namanya kerja itu juga butuh istirahat. Mbok dirayu lah gitu.”
“Wah, sudah dari dulu Jeng. Tapi, ya, tetap susah saja, tuh. Sebenernya ini, lho, Jeng Mar. Eh, maaf, ya, Jeng kalo’ saya omongin. Tapi Jeng Mar tentunya juga tau dong masalah suami-istri ‘kan.”

“Ya, memang. Ya, orang-orang yang sudah seperti kita ini masalahnya sudah macem-macem, toh, Bu. Sebenarnya Bu Soni ini ada masalah apa, toh?”
“Ya, begini Jeng, suami saya itu kalo’ bergaul sama saya suka cepet-cepet mau rampung saja, lho. Padahal yang namanya istri seperti kita-kita ini ‘kan juga ingin membutuhkan kenikmatan yang lebih lama, toh, Jeng.”
“O, itu, toh. Mungkin situ kurang lama merayunya. Mungkin suaminya butuh variasi atau model yang agak macem-macem, gitu.”

“Ya, seperti apa ya, Jeng. Dia itu kalo’ lagi mau, yang langsung saja. Saya seringnya nggak dirangsang apa-apa. Kalo’ Jeng Mar, gimana, toh? Eh, maaf lho, Jeng.”
“Kalo’ saya dan suami saya itu saling rayu-merayu dulu. Kalo’ suami saya yang mulai duluan, ya, dia biasanya ngajak bercanda dulu dan akhirnya menjurus yang ke porno-porno gitulah. Sama seperti saya juga kalau misalnya saya yang mau duluan.””Terus apa cuma gitu saja, Jeng.”
“O, ya tidak. Kalo’ saya yang merayu, biasanya punya suami saya itu saya pegang-pegang. Ukurannya besar dan panjang, lho. Terus untuk lebih menggairahkannya, ya, punyanya itu saya enyot dengan mulut saya. Saya isep-isep.”

“ii.. Iih. Jeng Mar, ih. Apa nggak jijik, tuh? Saya saja membayangkannya juga sudah geli. Hii..”
“Ya, dulu waktu pertama kali, ya, jijik juga, sih. Tetapi suami saya itu selalu rajin, kok, membersihkan gituannya, jadi ya lama-lama buat saya nikmat juga. Soalnya ukurannya itu, sih, yang lumayan besar. Saya sendiri suka gampang terangsang kalo’ lagi ngeliat. Mungkin situ juga kalo’ ngeliat, wah pasti kepengen, deh.”

“Ih, saya belon pernah, tuh, Jeng. Lalu kalo’ suaminya duluan yang mulai begimana?”
“Saya ditelanjangi sampai polos sama sekali. Dia paling suka merema-remas payudara saya dan juga menjilati putingnya dan kadang lagaknya seperti bayi yang sedang mengenyot susu.”, kataku sambil ketawa dan tampak Bu Soni juga tertawa.

“Habis itu badan saya dijilati dan dia juga paling suka menjilati kepunyaan saya. Rasanya buat saya, ya, nikmat juga dan biasanya saya semakin terangsang untuk begituan. Dia juga pernah bilang sama saya kalo’ punya saya itu semakin nikmat dan saya disuruh meliara baik-baik.”
“Ah, tapi untuk yang begituan itu saya dan suami saya sama sekali belum pernah, lho, Jeng. Tapi mungkin ada baiknya untuk dicoba juga, ya, Jeng. Tapi tadi itu masalah yang situ dijilatin punyanya. Rasa enaknya seperti apa, sih, Jeng.”

“Wah, Bu Soni ini, kok, seperti kurang pergaulan saja, toh.”
“Lho, terus terang Jeng. Memang saya belon pernah, kok.”
“Ya, geli-geli begitulah. Susah juga untuk dijelasin kalo’ belum pernah merasakan sendiri.” Lalu kami berdua tertawa.

Setelah berhenti tertawa, aku bertanya, “Bu Soni mau tau rasanya kalau gituannya dijilati?”
“Yah, nanti saya rayu, deh, suami saya. Mungkin nikmat juga ya.” Ucapnya sambil tersenyum.
“Apa perlu saya dulu yang coba?”, tanyaku sambil bercanda dan tersenyum.
“Hush!! Jeng Mar ini ada-ada saja, ah”, sambil tertawa.

“Ya, biar tidak kaget ketika dengan suaminya nanti. Kita ‘kan juga sama-sama wanita.”
“Wah, kayak lesbian saja. Nanti saya jadi ketagihan, lho. Malah takutnya lebih senang sama situ daripada sama suami saya sendiri. Ih! Malu’ akh.”, sambil tertawa.
“Atau kalo’ nggak mau gitu, nanti saya kasih tau gimana membuat penampilan bulu gituannya biar suaminya situ tertarik. Kadang-kadang bentuk dan penataannya juga mempengaruhi rangsangan suami, lho, Bu Soni.”

“Ah, Jeng ini.”
“Ee! Betul, lho. Mungkin bentuk bulu-bulu gituannya Bu Soni penampilannya kurang merangsang. Kalo’ boleh saya lihat sebentar gimana?”
“Wah, ya, gimana ya. Tapii.. ya boleh, deh. Eh, tapi saya juga boleh liat donk punyanya situ. Sama-sama donk, ‘kan kata Jeng tadi kita ini sama-sama wanita.””Ya, ‘kan saya cuma mau bantu situ supaya bisa usaha untuk punya anak lagi.””Kalo’ gitu kita ke kamar saja, deh. Suami saya juga biasanya pulang malam. Yuk, Jeng.”

Langsung kita berdua ke kamar Bu Soni. Kamarnya cukup tertata rapi, tempat tidurnya cukup besar dan dengan kasur busa. Di dindingnya ada tergantung beberapa foto Bu Soni dan suaminya dan ada juga foto sekeluarga dengan anaknya yang masih semata wayang. Saya kemudian ke luar sebentar untuk telepon ke rumah kalau pulangnya agak telat karena ada urusan dengan perkumpulan ibu-ibu dan kebetulan yang menerima suamiku sendiri dan ternyata dia setuju saja.

Setelah kita berdua di kamar, Bu Soni bertanya kepadaku, “Bagaimana Jeng? Kira-kira siap?”
“Ayolah. Apa sebaiknya kita langsung telanjang bulat saja?”
“OK, deh.”, jawab Bu Soni dengan agak tersenyum malu. Akhirnya kita berdua mulai melepas pakaian satu-persatu dan akhirnya polos lah semua. Bulu kemaluan Bu Soni cukup lebat juga hanya bentuknya keriting dan menyebar, tidak seperti miliku yang lurus dan tertata dengan bentuk segitiga ke arah bawah. Lalu aku menyentuh payudaranya yang agak bulat tetapi tidak terlalu besar, “Lumayan juga, lho, Bu.” Lalu Bu Soni pun langsung memegang payudaraku juga sambil berkata, “Sama juga seperti punya Jeng.” Aku pun minta ijin untuk mengulum kedua payudaranya dan dia langsung menyanggupi.


Kujilati kedua putingnya yang berwarna agak kecoklat-coklatan tetapi lumayan nikmat juga. Lalu kujilati secara keseluruhan payudaranya. Bu Soni nampak terangsang dan napasnya mulai memburu. “Enak juga, ya, Jeng. Boleh punya Jeng saya coba juga?””Silakan saja.”, ijinku. Lalu Bu Soni pun melakukannya dan tampak sekali kalau dia masih sangat kaku dalam soal seks, jilatan dan kulumannya masih terasa kaku dan kurang begitu merangsang. Tetapi lumayanlah, dengan cara seperti ini aku secara tidak langsung sudah menolong dia untuk bisa mendapatkan anak lagi.

Setelah selesai saling menjilati payudara, kami berdua duduk-duduk di atas tempat tidur berkasur busa yang cukup empuk. Aku kemudian memohon Bu Soni untuk melihat liang kewanitaannya lebih jelas, “Bu Soni. Boleh nggak saya liat gituannya? Kok bulu-bulunya agak keriting. Tidak seperti milik saya, lurus-lurus dan lembut.” Dengan agak malu Bu Soni membolehkan, “Yaa.. silakan saja, deh, Jeng.” Aku menyuruh dia, “Rebahin saja badannya terus tolong kangkangin kakinya yang lebar.” Begitu dia lakukan semuanya terlihatlah daging kemaluannya yang memerah segar dengan bibirnya yang sudah agak keluar dikelilingi oleh bulu yang cukup lebat dan keriting. mm.. Cukup merangsang juga penampilannya.

Kudekatkan wajahku ke liang kewanitaannya lalu kukatakan kepada Bu Soni bahwa bentuk kemaluannya sudah cukup merangsang hanya saja akan lebih indah pemandangannya bila bulunya sering disisir agar semakin lurus dan rapi seperti milikku. Lalu kusentuh-sentuh daging kemaluannya dengan tanganku, empuk dan tampak cukup terpelihara baik, bersih dan tidak ada bau apa-apa. Nampak dia agak kegelian ketika sentuhan tanganku mendarat di permukaan alat kelaminnya dan dia mengeluh lirih, “Aduh, geli, lho, Jeng.”
“Apa lagi kalo’ dijilat, Bu Soni. Nikmat, deh. Boleh saya coba?”
“Aduh, gimana, ya, Jeng. Saya masih jijik, sih.”
“Makanya dicoba.”, kataku sambil kuelus salah satu pahanya.
“mm.. Ya, silakan, deh, Jeng. Tapi saya tutup mata saja, ah.”

Lalu kucium bibir kemaluannya sekali, chuph!! “aa.. Aah.”, Bu Soni mengerang dan agak mengangkat badannya. Lalu kutanya, “Kenapa? Sakit, ya?” Dia menjawab, “Geli sekali.” “Saya teruskan, ya?” Bu Soni pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Kuciumi lagi bibir kemaluannya berkali-kali dan rasa geli yang dia rasakan membuat kedua kakinya bergerak-gerak tetapi kupegangi kedua pangkal pahanya erat-erat. Badannya bergerinjal-gerinjal, pantatnya naik turun. Uh! Pemandangan yang lucu sekali, aku pun sempat ketawa melihatnya. Saya keluarkan lidah dan saya sentuhkan ujungnya ke bibir kemaluannya berkali-kali. Oh! Aku semakin terbawa napsu. Kujilati keseluruhan permukaan memeknya, gerakanku semakin cepat dan ganas. Oh, Bu Soni, memekmu nikmaa..aat sekali.

Aku sudah tak ingat apa-apa lagi. Semua terkonsentrasi pada pekerjaan menjilati liang kewanitaan Bu Soni. Emm.., Enak sekali. Terus kujilati dengan penuh napsu. Pinggir ke tengah dan gerakan melingkar. Kumasukan lidahku ke dalam celah bibir kemaluannya yang sudah mulai membuka. Ouw! Hangat sekali dan cairannya mulai keluar dan terasa agak asin dan baunya yang khas mulai menyengat ke dalam lubang hidungku. Tapi aku tak peduli, yang penting rasa kemaluan Bu Soni semakin lezat apalagi dibumbui dengan cairan yang keluar semakin banyak. Kuoleskan ke seluruh permukaan kemaluannya dengan lidahku. Jilatanku semakin licin dan seolah-olah semua makanan yang ku makan pada saat acara arisan tadi rasanya tidak ada apa-apanya. Badan Bu Soni bergerinjal semakin hebat begitu juga pantatnya naik-turun dengan drastis. Dia mengerang lirih, “aa.. Ah, ee.. Eekh, ee.. Eekh, Jee.. Eeng, auw, oo.. Ooh. Emm.. Mmh. Hah, hah, hah,.. Hah.” Dan saat mencapai klimaks dia merintih, “aa.., aa.., aa.., aa.., aah”, Cairan kewanitaannya keluar agak banyak dan deras. OK, nampaknya Bu Soni sudah mencapai titik puncaknya.

Tampak Bu Soni telentang lemas dan aku tanya, “Bagaimana? Enak? Ada rasa puas?” “Lumayan nikmat, Jeng. Situ nggak jijik, ya.”
“Kan sudah biasa juga sama suami.” Kemudian aku bertanya sembari bercanda, “Situ mau coba punya saya juga?”
“Ah, Jeng ini. Jijik ‘kan.”, sembari ketawa.
“Yaa.. Mungkin belon dicoba. Punya saya selalu bersih, kok. ‘Kan suami saya selalu mengingatkan saya untuk memeliharanya.” Kemudian Bu Soni agak berpikir, mungkin ragu-ragu antara mau atau tidak. Lalu, “Boleh, deh, Jeng. Tapi saya pelan-pelan saja, ah. Nggak berani lama-lama.”
“Ya, ndak apa-apa. ‘Kan katanya situ belum biasa. Betul? Mau coba?” tantangku sembari senyum. Lalu dia cuma mengangguk. Kemudian aku menelentangkan badanku dan langsung kukangkangkan kedua kakiku agar terlihat liang kewanitaanku yang masih indah bentuknya. Tampak Bu Soni mulai mendekatkan wajahnya ke liang kewanitaanku lalu berkata, “Wah, Jeng bulu-bulunya lurus, lemas dan teratur. Pantes suaminya selalu bergairah.” Aku hanya tertawa.

Tak lama kemudian aku rasakan sesuatu yang agak basah menyentuh kemaluanku. Kepalaku aku angkat dan terlihat Bu Soni mulai berani menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke liang kewanitaanku. Kuberi dia semangat, “Terus, terus, Bu. Saya merasa nikmat, kok”. Dia hanya memandangku dan tersenyum. Kurebahkan lagi seluruh tubuhku dan kurasakan semakin luas penampang lidah Bu Soni menjilati liang kewanitaan saya. Oh! Aku mulai terangsang. Emm.. Mmh. Bu Soni sudah mulai berani. oo.. Ooh nikmat sekali. Sedaa.. Aap. Terasa semakin lincah gerakan lidahnya, aku angkat kepalaku dan kulihat Bu Soni sudah mulai tenggelam dalam kenikmatan, rupanya rasa jijik sudah mulai sirna. Gerakan lidahnya masih terasa kaku, tetapi ini sudah merupakan perkembangan. Syukurlah. Mudah-mudahan dia bisa bercumbu lebih hebat dengan suaminya nanti.

Lama-kelamaan semakin nikmat. Aku merintih nikmat, “Emm.. Mmh. Ouw. aa.. Aah, aa.. Aah. uu.. uuh. te.. te.. Rus teruu..uus.” Bibir kemaluanku terasa dikulum oleh bibir mulut Bu Soni. Terasa dia menciumi kemaluanku dengan bernafsu. Emm.. Mmh, enaknya. Untuk lebih nikmat Bu Soni kusuruh, “Pegang dan elus-elus paha saya. Enak sekali Bu.” Dengan spontan kedua tangannya langsung mengayunkan elusannya di pahaku. Dia mainkan sampai pangkal paha. Bukan main! Sudah sama layaknya aku main dengan suamiku sendiri. Terlihat Bu Soni sudah betul-betul asyik dan sibuk menjilati liang kewanitaanku. Gerakan ke atas ke bawah melingkar ke seluruh liang kewanitaanku. Seolah-olah dia sudah mulai terlatih.

Kemudian aku suruh dia untuk menyisipkan lidahnya ke dalam liang kewanitaanku. Dahinya agak berkerut tetapi dicobanya juga dengan menekan lidahnya ke lubang di antara bibir kemaluan saya. “Aaa.. Aakh! Nikmat sekali. Aku mulai naik untuk mencapai klimaks. Kedua tangannya terus mengelus kedua pahaku tanpa henti. Aku mulai naik dan terasa lubang kemaluanku semakin hangat, mungkin lendir kemaluanku sudah banyak yang keluar. Akhirnya aku pun mencapai klimaks dan aku merintih, “aa.. Aah, uuh”. Sialan Bu Soni tampaknya masih asyik menjilati sedangkan badanku sudah mulai lemas dan lelah. Bu Soni pun bertanya karena gerak kaki dan badanku berhenti, “Gimana, Jeng?” Aku berkata lirih sambil senyum kepadanya, “Jempolan. Sekarang Bu Soni sudah mulai pinter.” Dia hanya tersenyum.
Aku tanya kembali, “Bagaimana? Situ masih jijik nggak?”
“Sedikit, kok.”, jawabnya sembari tertawa, dan akupun ikut tertawa geli.
“Begitulah Bu Soni. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan lebih mesra lagi dengan suaminya, tetapi jangan bilang, lho, dari saya.”
“oo.., ya, ndak, toh, Jeng. Saya ‘kan juga malu. Nanti semua orang tahu bagaimana?””Sekarang yang penting berusaha agar putrinya bisa punya adik. Kasihan, lho, mungkin sejak dulu dia mengharapkan seorang adik.”
“Ya, mudah-mudahan lah, Jeng. Rejeki akan segera datang. Eh! Ngomong-ngomong, Jeng mau nggak kalo’ kapan-kapan kita bersama kayak tadi lagi?”
“Naa.., ya, sudah mulai ketagihan, deh. Yaa, itu terserah situ saja. Tapi saya nggak tanggung jawab, lho, kalo’ situ lantas bisa jadi lesbian juga. Saya ‘kan cuma kasih contoh saja.”, jawabku sembari mengangkat bahu dan Bu Soni hanya tersenyum.

Kemudian aku cepat-cepat berpakaian karena ingin segera sampai di rumah, khawatir suamiku curiga dan berprasangka yang tidak-tidak. Waktu aku pamit, Bu Soni masih dalam keadaan telanjang bulat berdiri di depan kaca menyisir rambut. Untung kejadian ini tak pernah sampai terbuka sampai aku tulis cerita yang aneh dan lucu ini. Soal bagaimana kemesraan Bu Soni dan suaminya selanjutnya, itu bukan urusan saya tetapi yang penting kelezatan liang kewanitaan Bu Soni sudah pernah aku rasakan.(*)

Baca juga 

Memperkosa Istri Binal Bos Besar
Malam Pertama Pengantin Baru
Asiknya  di Panti Pijat


Model

Merasa Ditipu dan Diguna-guna, Cynthiara Alona Segera Polisikan Mantan Pacar


Beritapanas68.com -  Geram merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh mantan kekasihnya Chandra Hari Perdana Putera, Cynthiara Alona akan menempuh jalur hukum.

Jika tak ada halangan, mantan model seksi ini akan melaporkan Chandra ke Polda Metro Jaya pada Jum'at (28/4) mendatang atas tuduhan penipuan.

"Rencananya aku mau membuat LP hari Jumat ini di Polda Metro Jaya," kata Cynthiara Alona saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (25/4).

Rencananya wanita 31 tahun itu akan melaporkan Chandra dengan datang sendiri ke Polda. Dia pun akan ditemani oleh kuasa hukumnya, Muara Karta.

"Ini masih tunggu lawyer aku yang lagi ada klien di Medan, ada sidang di sana. Aku mau ke Polda dengan didampingi pengacara. Takut kalau sendirian karena lawan aku ini licik," tutur Cynthiara Alona.

Permasalahan bermula lantaran adanya hubungan cinta. Chandra sempat mengungkapkan keinginan untuk menikahi Alona.

Seiring berjalannya waktu, jalinan cinta keduanya malah mengesankan adanya eksploitasi harta. Betapa tidak, menurut pengakuan Cynthiara Alona, hartanya dikuras oleh Chandra tanpa kesadaran penuh dari dirinya. Bahkan untuk sekedar memenuhi keinginan sang mantan, Alona nekat pinjam uang ke bank.

Karena itu, Cynthiara Alona meyakini kalau dirinya telah diguna-guna oleh Chandra.(*)

Baca juga

* Shinta Bachir Pamer Foto Berbikini  
* Tidak Enak Suami Berbagi Hati dan  Cinta dengan Wanita Lain
* Di Rumahku Sendiri